Saturday, December 25, 2010

Kuliner @Kemangi Cafe & Resto - Purwokerto

Hari rabu kemren 22/12/2010 setelah hampir 3 bulan tidak pernah balik ke Purwokerto, akhirnya bisa ke kota tercinta lagi bareng sama istri, setelah lewat 40 hari lahiran Raisha. Agenda utama di Purwokerto adalah urus KTP, update KK nambahin nama Raisha di KK baru, dan ngurus akte lahiran Raisha. Sedangkan agenda tambahannya adalah ke kampus pertanian UNSOED ketemu sama dosen senior Bpk. Sisno tapi gagal karena seharian selama di Purwokerto cucaca terus -terusan ujan.

Total lama perjalanan menggunakan Bis Sangkuriang jurusan Bandung- Purwokerto, memakan waktu yang cukup lama, berangkat dari jam 9 pagi, nyampe purwokerto kurang lebih jam 3 sore, jam makan siangpun terlewatkan karena perjalanan yang lama dampak macet di daerah Bumiayu.

Turun dari bis diputuskan cari tempat makan dengan menu yang cukup variatif, pilihanpun jatuh ke Kemangi Cafe & Resto yang ada di daerah Pabuwaran-Purwokerto Utara, kurang lebih 2 Km dari kampus pusat UNSOED. Selain pertimbangan menu yang banyak pilihan, kemudahan aksesjuga jadi bahan pertimbangan, soalnya cukup satu kali naik angkot B1 dari tempat turun bis (terminal lama), harganya pun cuku terjangkau.

Manu makan siang utama, pilihannya jatuh pada menu Sapo Tahu, dipilih yang menu paket + Nasi Putih dan menu makan lainnya Ayam Bakar + sambel cabe rawit. Menu pilihan sat itu jeruk manis hangat dan klapa muda bakar + sari jahe. Pilihan menu pas karena kita berdua (bareng istri) emang kondisi badannya kurang fit, jadi berasa enak'kan setelah minum klapa muda bakar.

Berikut beberapa kenampakannya :

Ikan Bakar + Sambel cabe rawit

Sapu Tahu + nasi putih

Menu paket sapo tahu + nasi putih, aternatif pilih menu hemat, porsinya pun itu cukup untuk 2-3 orang

Sunday, December 19, 2010

Foto "Topeng Cirebon " jadi Juara

Alhamdulillah...pujisyukur pada Allah akhirnya satu-satunya foto yang aku ikutkan di Lomba Foto "Hitam Putih & Warna Cirebon" berhasil jadi juara. Awalnya ngga pernah nyangka bakal jadi juara 1, waktu pertama kali dapet informasi dari panitia kalau fotonya lolos penjurian tahap 2 dan diikutkan di pameran tanggal 11-17 Desember kemarenpun udah seneng banget, walaupun ngga kesampaian liat langsung acara pamerannya karena kesibukan kerja di Jakarta, sementara pameran di selenggarakan di Alun-Alun Kebumen Cirebon.


Awalnya mengikuti lomba ini hanya ingin berpartisipasi, kebetulan ada temen di FB yang publish event ini dan kebetulan punya beberapa stok foto sesuai ketentuan lomba hasil hunting di Cirebon beberapa bulan yang lalu.
Lomba foto ini diselenggarakan oleh panitia yang didukung oleh Dispobudpar Kab.Cirebon, foto-foto terpilih nantinya akan digunakan untuk keperluan promosi budaya, khususnya budaya dan kesenian khas Cirebon. Berikut kutipan pengumuman hasil lomba yang diperoleh dari web resmi Lomba Foto Cirebon :

Dari 212 foto yang masuk ke panitia, 164 foto diupload melalui website http://lombafoto.cirebonews.com dan 48 foto melalui penyerahan langsung ke panitia, kami mendiskualifikasi 34 foto diantaranya dikarenakan pengambilan foto diambil di luar kota cirebon,  olah digital yang tidak diperkenankan, ketidaksesuaian dengan tema, penggunaan watermark, dan penyerahan foto melewati batas terakhir lomba. Sehingga jumlah foto yang lolos seleksi penjurian berjumlah 178 foto yang terdiri dari : 141 foto berwarna dan  37 foto hitam putih. Dengan melihat kondisi tersebut, panitia setelah berkonsultasi dengan dewan juri dan pejabat Disporabudpar Kota Cirebon akhirnya mengambil keputusan untuk meniadakan kategori hitam putih dan  menjadikan lomba menjadi satu kategori umum saja, dengan memberikan tambahan  dua hadiah penghargaan ( honorable prize ).
Berikut hasil penjurian lomba foto “Hitam Putih dan Warna Cirebon.

SURAT KEPUTUSAN
DEWAN JURI LOMBA FOTOGRAFI 2010
NOMOR : 01/SK.D3/FOTO/XII/2010
Dewan juri  lomba fotografi 2010, setelah menilai dari segi lokasi, kesesuaian tema dan teknis fotografi menetapkan nama-nama yang terlampir dalam surat keputusan ini adalah para pemenang lomba.
No. Predikat Nama Judul Foto
1 Juara 1 Dedi Triono Topeng Cirebon
2 Juara 2 Tauick Wildan Muludan  (Edisi Tong Edan )
3 Juara 3 Dwi Siswanto Cuci Pusaka
4 Juara Favorit Ade Yunianugraha Rampak Topeng
5 Honorable Prize for Junior Photographer Dewi Ayu Fatimah Lenggang Cirebon
6 Honorable Prize for Creative Photography Dwi Siswanto Masjid At-Taqwa
Surat keputusan ini bersifat mengikat dan tidak bisa diganggu gugat.

Dikeluarkan di Cirebon,
Tanggal 17 Desember 2010
Tertanda,
Dewan Juri
1. Asep Saefullah – Ketua/Anggota
2. Yuda Sanjaya – Anggota
3. Noerdin M. Noer – Anggota

Buat aku sendiri, kepercayaan yang udah diberikan dewan juri merupakan sebuah beban, selain perasaan seneng dan syukur yang tak terhingga, mengingat aku sendiri bsa dibilang orang baru dibidang fotografi, dan lomba inipun menjadi lomba pertama yang aku ikuti. Beban untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas foto-fotoku ditengah proses belajar yang belum genap 1tahun ini. Semoga ngga sampai terlena dan lalai memperhatikan hal-hal teknisyang mestinya aku pelajari, soalnya terkadang ada beberapa orang yang saat dia mencapai sebuah prestasi atau kesuksesan, malah menjadi lupa proses yang mestinya tetap dijalani yang pada akhirnya menjadi cepat merasa puas, dan semoga aku bukan orang yang seperti itu.

Buat aku fotografi adalah media ekpresi, proses melihat dan menyajikan apa yang kita pikirkan, dari sini bayak hal yang didapat, banyak hal yang mesti digali dan dipelajari, dan kemengan fotoku di lomba foto ini berhasil menjadi pemicu semangat untuk menggali dan mempelajari dengan proses yang lebih serius setelah hari ini. Pastinya hal ini ngga akan bisa terwujud tanpa dukungan orang-orang disekitarku, dukungan istri yang sampai saat ini mampu menjadi kendali dan motifasi, mengingat hobi ini termasuk membutuhkan anggaran lebih kalau mau terus diikuti perkembangannya, sedangkan hadirnya seorang istri di tengah aku menjalani hobi ini mampu menjadi kendali untuk menentukan prioritas, apalagi setelah lahirnya Raisha putri pertama kami, sepertinya masih banyak hal mesti diprioritaskan selain fotografi. Namun hal inipun tidak menjadi pembatas prosesku belajar dan berkarya difotografi, istriku selalu menjadi pendukung, penikmat dan tak jarang menjadi kritikus kualitas karya foto-fotoku.

Prestasi luar biasa ini berhasil menjadi sumber penyemangatku tuk belajar lebih serius tentang fotografi, insysAllah di kesempatan berikutnya bisa kembali berpartisipasi dan menyajikan karya yang jauh lebih bagus lagi...amien...

Sunday, December 12, 2010

Perkenalkan..." D'asto " Asisten Fotografi'ku

Terwujud juga menampilkan sosok figur kecil yang bisa buat temen hunting & belajar fotografi'ku. Aku sengaja sebut dia asisten, karena emang keberadaannya akan sangat nge'bantu proses belajarku nanti. Aku kasih nama dia " D'asto" singkatan dari "Dedi Assistant Photography",, hasil masukan salah satu sahabat nan jauh disana..(thank's masuk'an nya..:)

Terinspirasi dari salah satu figur " Danbo " yang merupakan figur yang aku yakin bukan hal asing buat para pecinta fotografi dimana pun. Sosok D'asto memiliki peranan sama seperti Danbo, sebagai salah satu alternatif model foto, disaat kita udah bingung motret apaan n dimana. Peran yang paling utama adalah ekspresi, penempatan, bahasa tubuh hingga komposisi diatur sedemikian rupa hingga menciptakan ekspresi yang kita inginkan.

D'asto berupa sosok penjelajah luar angkasa, lengkap beserta helm & tabung oksigennya, berukuran tinggi tidak lebih dari 5cm (jari kelingking orang dewasa), di peroleh di salah satu minimarket lokal yang hampir menyebar disemua tempat, harganyapun ngga semahal si Danbo yang harganya lebih dari 250rb, D'asto berupa mainan bongkar pasang yang harganya tidak lebih dari 15rb, sudah termasuk mainan bentuk pesawat yang bisa kita bentuk semau kita sesuai dengan imajinasi kita.

Berikut ini kenampakan D'asto di hari pertama bekerja sebagai asisten'ku..:)

" melihat object dari viewfinder setelah turun dari pesawat "

" Bersiap menekan tombol shutter "

" Memutar zoom & ring fokus "

" Memasang tutup lensa "

" Membersihkan debu yang menempel di lensa menggunakan kuas "

The Daily Photo

Bermaksud buat motivasi biar lebih rajin belajar motret, inysAllah mulai hari ini sekurang-kurang tiap 3-4 hari sekali bakal rajin upload foto-foto terbaru hasil aktifitas belajar motret apa adanya, tanpa editing atau olah digital, hanya penambahan signature menggunakan LR 3.3

Dimulai hari ini 12 desember, kebetulan lagi ada di rumah mertua di Jatiwangi setelah acara Aqiqah Raisha jumat kemaren, pagi pagi iseng motret bunga kamboja di depan rumah, kebetulan malemnya abis turun ujan jadi bunganya rada fresh karena masih ada sisa air hujan yang menempel.

Gear yang dipake seperti biasanya, kamera andalan Nikon D80, lensa fix 50mm F/1.8 AF-D, nikkor 35-70/3.3-4.5 D dan macro extended tube.
Beberapa hasilnya seperti berikut, semoga bisa dinikmati..





Saturday, December 11, 2010

Sebagian Sisi Lain Pulau Umang

Pulau Umang, berada di ujung barat Pulau Jawa, berdekatan dengan Taman Nasional Ujung Kulon, kurang lebih 5-6 jam perjalanan darat dari Jakarta. Kesempatan ke pulau Umang datang dari ajakan temen kantor buat bantu foto pre-wedding temen. Awalnya ragu, tapi dengan pertimbangan ini kesempatan yang bagus, apa lagi semua akomodasi udah ditanggung, tinggal modal badan sama gear, jadi diputuskan berangkat, walaupun mesti mengorbankan long weekend bareng Raisha di Jatiwangi.


Pulau umang terkenal dengan keindahan pasir putih dan panorama bawah laut yang indah, cuma sayang cuaca pada saat kita ke sana kurang mendukung. Mulai perjalanan malam dari Jakarta sampai hari ke dua kita di Umang, hujan dan awan mendung ngga pernah berajak pergi dari wilayah sekitar pulau, akhirnya sunrise dan sunset yang jadi incaran utama cuma sekedar impian. Tapi disela-sela photo session  saya berhasil mengabadikan beberapa spot yang menggambarkan sisi lain pulau Umang. Mulai dari foto wild life seekor biawak berukuran cukup besar yang berjemur di atas batu karang, gedung serba guna Umang Cottage yang merupakan salah satu icon Umang, sampai permainan slow speed  diantara deburan ombak dan batu karang di hamparan pasir putih.


 Cuaca mendung sebenernya hal yang paling tidak menyenangkan selama di Umang, filter CPL yang sengaja dibeli sehari sebelum berangkat tidak bisa bekerja maksimal, soalnya warna biru langit tertutup sama warna kelabu awan mendung yang cukup tebal. Permainan slow speed menjadi satu satunya pilihan buat menghasilkan foto landscape yang cukup menarik.






Kurang puas dengan sajian pesona Pulau Umang yang seolah sengaja ditutupi selama perjalanan 2 hari 1 malam kita disana menumbuhkan tekad buat menyusun rencana ke sana lagi di saat dan musim yang tepat, apalagi Pulau Ora yang bersebelahan dengan Pulau Umang juga belum terjamah D80 kesayangan'ku, semoga lain waktu cuaca mendukung perjalanan kita kesana lagi, insyAllah kita kan kesana bareng bunda sama Raisha saat umur'nya cukup buat bermain pasir disana..

Sunday, November 28, 2010

Fotografi hobi mahal...?? Ngga mahal...!!! coba aja sendiri...

Fotografi hobi mahal...!!

Hal yang sama terlintas dipikiranku sebelum aku mancoba masuk kedalamnya, mungkin hal ini juga yang terlintas dipikiran kebanyakan orang saat suruh berkomentar tentang hobi fotografi. Asumsi ini ngga salah, tapi ngga sepenuhnya benar juga...
Sudah hampir 1 tahun aku coba belajar fotografi, ketertarikan sudah muncul sedari aku kuliah dulu, tapi dengan alasan "mahal" itu yang selalu menundaku buat masuk ke dalam'nya (red: fotografi). Sampai hari ini aku merasa, pernyataan bahwa fotografi adalah hobi mahal ngga sepenuhnya benar, sangat tergantung sama orang yang menjalaninya. Buat aku, fotografi tidak hanya sekedar hobi, tapi lebih cenderung pada investasi, hal ini yang selalu jadi kontrol dan filter kalau pingin ngeluarin duit buat fotografi, misalnya beli lensa, beli assesories, hunting atau apapun itu...
investasi yang aku maksud disini adalah proses pembelajarannya. Fotografi adalah sebuah eskplorasi skill atau kemampuan dan bakat seseorang, lebih terfokus lagi pada sikap dan perasaan peka, peka terhadap subject yang akan dimasukan ke dalam frame foto, peka terhadap kondisi finasial kita sendiri tentunya. Terkadang untuk beberapa orang kalau sudah bebicara hobi, apapun bakal dilakukan untuk memenuhi hobi itu sendiri, bahkan tidak jarang persentase antara pengeluaran atau biaya untuk memnuhi hobi jauh lebih besar dari anggaran untuk kehidupan nya sendiri. Uang ratusan ribu bahkan jutaan bisa keluar dengan cepat dibandingkan saat kita mau beli nasi padang seharga 15.000, dan kita lebih cenderung milih makan diwarteg yang cukup 6000 perut sudah kenyang. Mungkin kiasan bercandaanya seperti itu, contoh kasus, orbrolan temen-temenku di kantor, trutama di jelang-jelang tanggal gajian selalu tidak jauh dari belanja dan liburan. Ada yang sibuk buka-buka katalog jam tangan seharga 700 ribu sampai 3 jutaan, ada yang rame bahas liburan ke Bromo, Pulau Karimunjawa, atau Bali yang perorangnya tidak cukup uang 1.5 juta yang bakal habis dalam waktu 2-3 hari kedepan untuk membayar kepuasan mereka sendiri.
Hal yang sama pernah aku lakukan 1 sampai 2 tahun terakhir, tapi sejak aku mulai belajar fotografi, hal itu berangsur mulai menghilang, prioritas beralih pada bagaimana caranya aku bisa fotografi dengan segala keterbatasan yang aku punya. Informasi dan rekomendasi tentang harga fotografi aku kumpulkan selama satu bulan pertama, setelah itu baru memutuskan semua peralatan fotografi yang aku butuhkan bakal aku beli yang bekas/second hand, hal ini dengan pertimbangan keterbatasan anggaran dan tujuannya baru buat belajar, bukan buat bisnis fotografi murni. Akhirnya pilihan kamera DSLR pertama ku jatuh pada NIKON D80 yang aku beli seharga 4juta pas..!!, sekitar 1 minggu sebelumnya aku udah beli lensa lamanya nikon, Nikkor 28-80/3.3-5.6 G seharga 700rb, total ivestasi pertama jadi 4.700.000 dari total maksimal 5juta yang dianggarkan, sisanya aku pake buat beli accesories pendukung seperti Kokai UV filter (50rb), lens cleaner kit (50rb), tas kamera (190rb), dan sisa 10 ribu buat beli bensin ke pasar baru..:)
Total 5juta yang aku keluarin, mungkin secara nominal bukan lah jumlah yang sedikit, tapi sesuai dengan niatan saya tadi bahwa fotografi buat saya bukan hanya sekedar hobi, tapi sebuah investasi. Investasi 5 juta yang sudah saya keluarkan bisa dibilang murah, apabila dibandingkan harga pasaran peralatan fotografi yang saya peroleh, bisa dibilang beruntung, soalnya harga pasaran D80 saat itu masih di kisaran 4.800.000 sampai 5 juta, hanya body saja, semntara lensa tua yang saya beli adalah salah satu lensa terbaik nikon di level medium tele lens. Dengan bermodal peralatan fotografi yang saya punya, proses belajarpun dimulai, semuanya dilakukan secara otodidak, menginggat biaya kursus fotografi yang sangat mahal bagi saya.
Konsep investasi mulai terwujud setelah kurang lebih 3 bulan belajar fotografi. Investasi pada dasarnya adalah memberikan nilai lebih yang berbading lurus dengan bertamahnya waktu. Hal ini terwujud setelah saya mengenal dunia bisnis fotografi, dan mulai tertarik dengan bisnis jual beli. Barang pertama yang jadi objek ual beli adalah lensa 28-80mm/3.3-5-6 yang sebelumnya aku beli seharga 700ribu, berhasil saya jual lagi 750ribu, karena pada saat itu emang harga pasaran lensa saat itu emang dikisaran segitu. Keuntungan yang saya dapet mungkin secara nominal hanya 50 ribu, tapi secara non material berupa ilmu dan pengalaman saya di fotografi itu yang tak ternilai. Dari yang awalnya buta fotografi, motret selalu over atau under exposure, selalu bangga dengan hasil yang sebearnya masih jauh dari perfect, tapi dengan peralatan second yang saya miliki selama 3 bulan pertama sudah bisa  pencerahan tentang teknik dan kualitas foto yang dihasilkan, walaupun sampai sekarangpun proses itu masih terus berjalan.
Sampai saat ini nilai lebih yang saya investasikan sejak lebih dari satu tahun kemaren sudah cukup berwujud, bodi kamera D80 yang masih tetap bertahan, lensa tele Nikkor 28-200 mm/3.5.5.6 D IF, lensa Nikkor AF 50mm/1.8 D, satusatunya lensa yang saya beli dari kondisi baru 5 hari yang lalu, dan lensa Nikkor Af 35-70mm/3.3-4.5 D yang baru saya dapet 1 hari kemaren. Sebelumnya beberapa lensa datang silih berganti jadi objek belajar dan dagangan, mulai dari lensa manual Nikon 35mm/2.5 AIS, Nikkor 35-105mm/3.5-5.6 D, Nikkor 28-80mm/3.3-5.6 D, Nikkor 18-55mm/3.5-5.6 G DX VR dan beberapa lensa lain yang sekarang sudah berpindah tangan dengan keuntungan keuntungan beberapa rupiah, tapi ilmu yang dan pengalaman menggunakan beberapa macam lensa buat berbagai ojek foto, dari makro, still life, landscape, arsitektur dan macem-macem yang lainnya. Hal ini lah yang aku maksud dengan investasi, memberikan nilai lebih dari waktu ke waktu. Semua pengalaman dan ilmu fotografi yang saya dapet sampai hari ini mungkin kalau dinominal bisa berpuluh-puluh kali dari beberapa ratus ribu yang saya keluarin buat tukar tambah lensa (mengingat biaya kursrs fotografi yang mahal, bisa berjuta-juta), dan selalu terjual dengan keuntungan yang cukup lumayan, karena memang lensa yang saya beli rata-rata adalah lensa yang dijual jauh di bawah harga pasar, beberapa kondisi lensa berjamur, non front/rear cap dan setelah pemakain dan treatment beberapa kali, bisa dijual kembali dengan harga yang pantas.
Sekarang dengan investasi yang ada sekarang, saya pingin berinvestasi untuk sesuatu yang lebih lagi dikemudian hari, jadi jangan bilang fotografi itu mahal, rubah pikiran anda, jangan sekedar mengeluarkan uang buat hobi n kesenangan, tapi cuba keluarkan untuk sesuatu yang bermanfaat, dan punya potensi lebih di kemudian hari, dan yang pasti ilmu adalah modal investasi terbaik, termasuk ilmu fotografi, percayalah insyAllah aku akan buktikan beberapa waktu setelah postingan ini dibuat.

Tari Topeng Cirebon

Lama ngga update di blog ini..kebetulan dari beberapa minggu ini menyibukan diri bolak balik Jakarta-Jatiwangi buat nengokin Raisha, malaikat kecil kami yang baru genap berumur 3 minggu.

Mencoba mengangkat salah satu budaya nusantara, Topeng Cirebon, kali ini mencoba berbagi hasil searching di wikipedia tentang tari topeng Cirebon.


Topeng Cirebon  adalah topeng yang terbuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk namun tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses pembuatannya. Bahkan seorang pengrajin yang sudah ahli pun untuk membuat satu topeng membutuhkan waktu hingga satu hari. Kayu yang biasa digunakan adalah kayu jarang. Topeng ini biasanya digunakan untuk kesenian tari topeng Cirebon.


Cara Pembuatan

Langkah-langkah pembuatan topeng Cirebon adalah sebagai berikut:

  1.  Kayu gelondongan dibentuk segitiga dan dihaluskan permukaannya
  2.  Mulai dipahat sedikit demi sedikit terutama untuk peletakan bagian-bagian wajah seperti mata, pipi, dan bibir. Bagian hidung harus lebih timbul dari bagian lainnya
  3.  Setiap permukaan wajah mulai dibentuk dengan menggunakan pahat
  4.  Setelah cukup rapi, seluruh permukaan wajah diolesi cat dasar, kemudian diamplas.
  5.  Setelah cat kering, mulailah wajah topeng itu didandani dengan menggunakan cat warna. Tentu saja disesuaikan dengan jenis topengnya.

Jenis Topeng

Semua jenis topeng ini akan dikenakan pada saat pementasan tari topeng Cirebonan yang diiringi dengan gamelan. Topeng Cirebon yang paling pokok ada lima yang disebut juga Topeng Panca Wanda :

  •   Panji, wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir
  •   Samba (Pamindo), topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah
  •   Rumyang, wajahnya menggambarkan seorang remaja
  •   Patih (Tumenggung), topeng ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab
  •   Kelana (Rahwana), topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah

Menurut Hasan Nawi, salah seorang pengrajin topeng Cirebon dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia seperti mengenakan topeng, misalnya saja pada saat marah seperti sudah mengganti topeng berwajah ceria dengan topeng kemarahan. Kalau ada orang dewasa yang sikapnya kekanak-kanakan maka ia seperti sedang mengganti topeng dewasanya dengan topeng anak-anak

sumber : id.wikipedia.org

Tuesday, November 2, 2010

Point 1xxx di FN

Bersepeda
Alhamdulillah.hari ini point member ku di Fotografer Net (FN) dah empat digit...walaupun mungkin ini ngga berarti banyak buat kebanyakan orang, tapi ini memberi angin dan semangat lagi buatku di proses belajar fotografi sampai saat ini. Foto diatas adalah salah satu foto kebanggan yang pernah diposting di FN, soalnya diambil pake si "merah" Kodak EasyShare C190, kamera poket yang menjadi awal semangatku buat belajar fotografi.

Terdaftar menjadi FN'ers (member FN) sejak 10 mei 2010, total foto yang ter'upload 34 foto sampai postingan ini dibuat. FN merupakan salah satu situs club fotografi online dari sekian banyak situs-situs yang sejenis, disini menjadi tempat buat orang-orang yang minat dengan dunia fotografi. Fasiitas kanggotaan dibuat rapih dah semuanya melewati proses verifikasi setelah beberapa hari terdaftar sebagai member, hal ini dengan maksud memastikan status dan keberadaan anggota, dipastikan sesuai dengan kartu identitas yang resmi (KTP) dengan mengirimkan scanning kartu identitas yang masih berlaku. Hal ini penting karena akan menjamin tanggung jawab dan legalitas keanggotaan.

Di situs FN, terdapat banyak fasilitas buat anggota untuk mengembangkan bakat dan kemampuan di bidang fotografi, mulai dari forum diskusi, bedah foto, liputan acara & ajakan hunting bareng, tip n trik, sampai bursa fotografi buat mereka yang butuh barang baru/bekas dan mereka yang punya bakat bisnis fotografi. Salah satu hal di FN yang merupakan ajang unjuk kebolehan fotografi adalah adanya fasilitas galery, disini kita bisa upload foto karya asli kita (jangan karya orang lain..!!!), dan kita juga bisa komentar atau memberi penilaian pada hasil foto orang lain. Galery ini bukan ajang untuk pamer atau menyombongkan hasil karya kita atau jenis gear yang kita punya, melainkan ajang saling koreksi dan menilai, karena sebagus-bagusnya kita nilai foto yang kita punya, belum tentu bagus dimata orang lain, begitu juga sebaliknya.

Terkadang beberapa masukan hanya bersifat memuji dengan komentar-komentar pujian seperti.."keren..., ajibb..., mantapp..., baguss...dll", ini adalah wujud apresiasi mereka terhadap foto kita, tapi ada beberapa komentar yang bersifat mengkritik atau memberikan saran membangun sesuai dengan pengalaman mereka di dunia fotografi. Komentar-komentar seperti inilah yang paling aku harapkan, karena bisa membangun dan mengkoreksi teknik dan kemampuan fotografiku sampai saat ini.

Bentuk penilaian atas foto kita tercermin dari nilai skor yang kita dapat setiap kali kita upload foto (5 point), komentar foto (1 point) , dan komentar atau penilaian orang lain pada foto kita (-2 sampai 4 point). Walaupun tidak menjadi penilaian mutlak bahwa member dengan point tinggi pasti jago motret, atau sebaliknya member dengan point rendah berarti memiliki kemampuan fotografi yang rendah juga. Buat au pribadi hal ini lebih dipengaruhi pada lamanya mereka menjadi member dan intensitas foto yang mereka upload setiap harinya, tentunya selain kualitas foto yang mereka hasilkan untuk menarik perhatian orang.
Point empat digit yang aku peroleh sampai hari ini, memiliki arti khusus buat aku, ibarat kuis, nilai ini merupakan nilai aman pertama, selanjutnya aku akan banyak berproses dengan waktu yang mungkin cukup lama untuk mencapai lima digit, enam digit dan seterusnya. Hal ini memberikan semangat dan koraksi bagaimana dan seperti apa foto yang bagus menurut orang lain.

Beberapa hasil fotoku di galery FN : ( lengkapnya bisa dilihat di sini )

Siluet & Roll

Topeng

Sarapan | Belajar Makro
Die Cast 1:64
Kepik

Sunday, October 31, 2010

Red Isolation | Gallery

Hasil hunting tanpa disengaja hari Sabtu 30/10/2010 kemaren, diambil di stasiun Gambir, sebelum perjalanan ke Cirebon menggunakan kereta Cirebon Expres pemberangkatan jam 13.15
Foto diambil menggunakan kamera Nikon D80, lensa Nikkor 28-200mm/3.5-5.6 D IF + UV Filter
Olah digital menggunakan software Adobe Photoshop Lightroom 3.2

Gereja Katedral Jakarta | " 2orang Porter st.Gambir terlihat tertidur lelap di bangku, dengan latar belakang Gereja Katedral"

Di pintu kereta | "penumpang salah satu KRL memilih berdiri dan duduk di pintu kereta, walaupun masih terlihat kosong di dalam, hal ini menjadi pemandangan setiap hari tanpa menghiraukan bahaya yang mengancam mereka"

Perduli Sampah | " dua orang pengendara sepeda motor di dalam area Monas terlihat memungut sampah. Sampah merupakan salah satu hal yang merusak keindahan beberapa tempat, khususnya tempat wisata dan sarana umum, dan cenderung menyebabkan permasalahan lingkungan dan banjir "

Termenung | " salah seorang porter St. Gambir termenung sambil menatap gereja Katedral "

Berdiri | " salah satu penumpang kereta terlihat asik berdiri di pintu KRL jurusan Bogor-Kota saat melintas di Stasiun Gambir "

Tertidur | " seorang porter tidur terlentang di banku tunggu penumpang, tampak samar di balik sandaran bangku wajah lelah setelah menjual tenaganya untuk ngangkut bawaan penumpang kereta, sering kali berlari mengejar pintu kereta beerebut dengan porter yang lain untuk mengangkut 2 sampai 3 koper sekaligus, hanya untuk beberapa ribu rupiah "

Tertidur | " Seorang porter tertidur dibangku penumpang St. Gambir, ditemani sepasang sepatu yang menopang tubuhnya setiap hari, menemani berlari dan berjuang mencari rupiah dengan menjual tenaga mereka mengangkut barang bawaan penumpang "

Wednesday, October 27, 2010

Citra Raya | Night Shoot

Citra Raya, salah satu perumahan terbesar di daerah Tangerang, tepatnya terletak di daerah Cikupa-Tangerang. Perumahan ini memiliki fasilitas yang lengkap, dengan jumlah cluster perumahan yang cukup banyak dan terus bertambah sampai saat. Fasilitas pertokoan dan area komersial lain terletak di area depan yang dibuka dengan gerbang perumahan yang megah (sanyang belum sempat terdokumentasikan) diikuti ke arah tengah area hiburan dan kuliner, di sini terdapat wisata air "water world", di depanya terdapat food center yang cukup lengkap yang terletak bersebelahan dengan situ/danau di seberang jalan sebagai daerah resapan air. Citra Raya termasuk salah satu perumahan yang memperhatikan lingkungan, hal ini terlihat banyaknya area hijau di sepanjang jalan, dan terdapat beberapa situ/danau, kurang lebih ada 3 situ yang terbagi merata sepanjang area perumahan.

Ke arah belakang lagi setelah area hiburan dan kuliner, terdapat sebuah city market yang merupakan pusat belanja kebutuhan rumah tangga sehari-hari, aktif mulai jelang subuh sampai malam hari. Berdampingan dengan city market terdapat pusat transportasi KJU yang menyediakan bus dan shutle bus dengan trayek seputar Jakarta, BSD, Tangerang bahkan sampai ke Bandung di jam-jam tertentu tiap harinya.
 


Citra Raya memiliki slogan sebagai "kota bernuansa seni", tak heran di perumahan ini banyak terdapat patung berukuran besar. Setidaknya di tiap perempatan besar sepanjang jalan utama dari area depan ke belakang terdapat kurang lebih 4 bundaran lengkap dengan patung artistik diatasnya, dan satu lagi di bundaran 5 yang masih dalam proses pembangunan. Patung-patung ini belum termasuk puluhan patung kuda berukuran 1:1 (sesuai ukuran aslinya, dan cenderung lebih besar dibandingkan ukuran kuda lokal yang ada di Indonesia) di areal gerbang utama perumahan.
 

Walaupun saya tinggal di Jakarta (red: Kebagusan), tapi saya cukup mengenal daerah ini, karena kebetulan pernah tinggal disana hampir 1 tahun, numpang di tempat Mba Puji (kakak pertama dari 3 bersaudara). Sebelumnya tinggal di kontrakan Mba Puji di daerah tangerang sebelum akhirnya menetap di perumahan ini. Cluster atau area pemukiman yang terbagi-bagi dalam beberapa cluster terletak di area belakang komplek perumahan, dari city market masih terus ke arah belakang kurang lebih mulai jarak 1 KM mulai bederet kiri kanan jalan dari berbagai cluster. Ma Puji sendiri tinggal di Cluster Green Sevila, bersama suami, Mas Susri dan anaknya Dhimas (hampir 3thn) serta pengasuhnya, Desi. Sesekali saya sering kesana, kurang lebih 1 bulan sekali bersama istri, selain silaturahmi juga nengokin ponakan'ku Dhimas yang semakin lama semakin narsis..(ikutin hobi Om'nya..he..he..) dan sedikit jahil, tapi ini yang bikin kangen, karena kebetulan saya sama Dhimas bisa dibilang deket banget, maklum sejak lahir sudah di temenin sama Om'nya yang satu ini..:)

Sunday, October 24, 2010

Kali Belot - Belakang Rumah| Belajar slow speed

Kali belot, tepat mengalir dibelakang rumahku di Rempoah-Baturraden, kurang lebih 100m dari rumah (5menit jalan kaki). Berdampingan dengan kali belot, ada sungai besar lagi yang terbelah bukit, yaitu Kali Pelus. Keduanya merupakan sungai yang terhubung langsung dengan aliran sungai dari arah kaki Gunung Slamet, batuan yang ada pada kedua sungai kebanyakan adalah batuan beku dari larva yang pernah mengalir ratusan tahun yang lalu.

Bentukan sungai sangat menarik dengan air yang jernih diapit bukit dan sawah yang hijau. Pada saat mudik kemaren menyempatkan diri buat motret disana, konsepnya pingin belajar slow speed (SS), gear lengkap beserta tripod sudah siap dipaking.
Peralatan yang digunakan saat ini Nikon D80, lensa NIKKOR 28-200mm/3.5-5.6 ED IF, Tripod Excel Promose, Filter TianYa GND 8, Kenko UV Filter.

Hasilnya masih kurang maksimal, maklum baru pertama kali bermain SS, apalagi saat itu cuaca sudah cukup siang (11.30), jadi matahari sedikit over.

Berikut beberapa hasil jepretannya..




Pasar Rebo di pagi hari | Landscape Gallery

Sabtu 23/10/2010 kemaren, sebelum perjalanan ke jatiwangi, sengaja berangkat pagi buat jemput mentari dari atas flyover Pasar Rebo. Keluar dari rumah abis subuh jam 04.55, perjanan menggunakan angkot 17, terus berlanjut Kopaja 605 dari Cilandak jurusan Terminal Rambutan.
Lengkap bawaan gear beserta tripod, sedikit berjalan dari lampu merah Pasar Rebo ke flyover, kurang lebih 5-10 menit, lumayan olah raga di pagi hari dengan bawaan full pack. Dari atas flyover pandangan mata cukup luas ke arah timur, terlihat jelas kerumunan orang yang beraktifitas, ada yang nunggu busaway di koridor ps.rebo, ada tukang buah yang mulai bersiap buka tokonya dan beberapa puluh orang yang entah dari jam berapa sabar menunggu bis dalam kota ataupun luar kota, karena kebetulan daerah Pasar Rebo sering dijadikan terminal bayangan yang sering kali menyebabkan kemacetan parah di jam berapapun dan hari apapun, apalagi jam jam berangkat dan orang pulang kerja.
Cuaca sedikit kurang bersahabat, karena baru beberapa kali motret, gerimispun datang tanpa diundang, tapi lumayan dapet tiga sampe lima foto, beberapa diataranya foto-foto berikut ini..



Wednesday, October 20, 2010

Festival Topeng Nusantara 2010-Cirebon | Gallery

Tanpa banyak kata, tanpa banyak cerita, ini adalah hasil hunting foto acara Festival Topeng Nusantara 16 Oktober 2010 kemarin di Cirebon. Selain foto-foto ini, banyak hal yang didapet disana, temen baru, pengalaman, dan banyak moment yang memotivasi untuk lebih semangat buat belajar fotografi, lengkap ceritanya di postingan berikutnya, semoga berkenan..