Friday, December 23, 2011

Human Interest - Lombok |Gallery|









Photo by Triono, Dedi
Gear : Nikon D200, Nikkor AF-S 18-70mm , Nikkor AF-S 70-300mm
Location : Senggigi - Lombok, NTB

Thursday, December 22, 2011

27 Hari di Pulau Lombok


akhirnya...
Setelah sekian lama ngga update blog ini, akhirnya ada sedikit bahan cerita di blog ini.

19 November kemaren untuk pertama kalinya menginjakan kaki di pulau Mutiara, tidak pernah terbayang sebelumnya bisa sampai 27 hari di Lombok apalagi ditemani istri & anak tercinta, bersyukur di kerjaan yang sekarang banyak kesempatan buat traveling ke luar kota dan pulau-pulau wisata seperti Bali & Lombok.


2 hari pertama di daerah Lombok selatan, tepatnya di Kuta, nginap di Tastura Hotel dengan misi utama survey kegiatan kantor, kebetulan di percaya oleh pihak kantor untuk jadi delegasi melakukan survey pra kegiatan kantor bareng sama travel agen selaku penyelenggara. Kepercayaan dengan beban tanggungjawab yang besar, satu sudut pandang mesti bisa mewakili puluhan pasang mata, untuk meyakinkan segala sesuatu akan berjalan dengan lancar dan Tastura hotel merupakan salah satu tempat penginapan selain di Gili Nanggu nantinya.

Titik-titik surveinya diantaranya Tanjung Aan, Gili Nanggu, Batu Bolong, rumah makan special ayam taliwang Dua Em, merupakan makanan khas Lombok dan malemnya berakhir di warung Manega, restoran special sea food yang terkenal di Senggigi-Mataram.
Setelah memenuhi tanggungjawab pertama untuk keperluan survei pra-kegiatan, akhirnya bersiap untuk menjalani tanggung jawab utama sebagai seorang GA (geographic analyst) bersama 9 anggota team yang lain. Ditengah kesibukan pekerjaan, liburan dan bercengkrama bareng bunda n raisha sesekali hobi fotografipun terlampiaskan hanya sekedar motret suasana pagi hari di pantai di belakang hotel Jayakarta tempat kita menginap, foto-foto kuliner dan beberapa foto-foto landscape yang menunjukan indahnya pesona pulau Lombok.
berikut adalah diantaranya, semoga layak dinikmati..
Senyum manis dua sayang'nya ayah...sayang besar & sayang kecil...


Raisha ngga sabar pingin di titah di pantai..

Dua cantik'nya ayah, berhias bunga kamboja yang identik dengan Bali & Lombok (Indonesia Timur)

Raisha & Bunda, jalan pagi-pagi nyusuri pasir di pantai belakang hotel Jayakarta


akhirnya dengan penuh perjuangan, "sang kepiting" berhasil diangkat ke  tepi pantai, Raisha pun untuk pertama kalinya melihat kepiting terlihat antusias dan penasaran melihat binatang yang suka bikin lobang di pasir pantai, sering kali Raisha "iseng" menutupi lobang-lobang itu dengan kaki mungilnya, entah ide dari mana atau memang sudah mengalir darah "jail" yang turun dari ayahnya yang suka iseng...:)
Asik bermain pasir, Raisha pun seolah tidak merasakan dinginnya air, walaupun berendam setengah badan di  kolam renang anak (berpasir putih) di hotel Jayakarta, sengigi


Ketawa bahagia Raisha dan senyum manis bunda di kaki gunung Rinjani, Sembalun - Lombok


berlindung di bawah payung di tengah teriknya panas di Tanjung Aan
Bunda & Raisha di Tanjung Aan, teriknya matahari tidak menghalangi kita menikmati pasir putih  yang lembut bagai tepung, berbeda dengan pasir putih di pantai yang lain, selain itu sebagian bulir pasir putih di Tanjung Aan berbulir seperti merica

Cuaca begitu mendukung, mendung tapi cerah, matahari yang biasanya terasa panas di Tanjung Aan berubah menjadi hangat & nyaman, kita bertiga pun asik bercanda di atas hamparan batu yang biasanya tertutup air laut, kebetulan saat itu air laut lagi surut, benar benar keberuntungan bagi kita menikmati indahnya Pantai Tanjung Aan, salah satu tempat indah di Lombok bagian selatan, belum banyak di ekspos, tempanyapun masih bersih, nyaman, rekomended...!!!
yeahhhh.....!!! akhirnya bisa menikmati indahnya Lombok bertiga bareng istri & anak tercinta...insyAllah suatu saat nanti   bakal balik lagi ke "Kota Mutiara" ini..dan s'moga cuaca & tenaga mendukung buat family tracking menakluk'an Gunung Rinjani...
" Raisha....siap kan nemenin ayah menikmati indahnya danau Segara Anak di puncak Rinjani.....??? "
( bunda pasti mupeng ngga di ajak....:P)






Saturday, August 27, 2011

Menemukanmu Kembali

Sekian lama blog ini terabaikan hanya karena kesalahan kecil yang fatal, "lupa pasword login". Mungkin memang kata "lupa" tidak pernah lepas dari diriku, setidaknya istrikupun begitu dengar kata "lupa" selalu berkomentar "sudah biasa...".
Seharian ini sibuk dengan desain konsep interior rumah idaman, pada saat googling referensi bentuk taman dinding berbentuk air terjun, ternyata secara ngga sengaca diarahkan ke blog fotografi. Satu hal yang menarik dari blog tadi adalah pemiliknya adalah bocah berusia 9 th (setidaknya saat ini sudah 11  tahun, karena blog itu tertulis dibuat tahun 2009). Pikiran langsung tertuju pada Raisha putri pertama'ku (usia 10 bulan) dan perasaan malu karena berasa "kalah" sama anak kecil. Blog tadi bernama "Rayhan Studio", berisi beberapa foto hasil jepretan dia sendiri atas dukungan ayahnya yang penghobi fotografi juga.
Salah satu motivasiku belajar fotografi adalah menciptakan regenerasi. Perasaan tertinggal dan terlambat mengenal fotografi menjadi alasan untuk mewujudkan tekad akan mengenalkan fotografi sedini mungkin pada generasiku yang alhamdulillah sekarang sudah ada Raisha, dan blog ini berharap suatu saat nanti bisa menjadi salah satu referensi putri'ku buat beberapa karya fotografi ayahnya saat masih dalam proses belajar, selain beberapa blog lain seperti dmagzphotogallery.tumblr.com , dmagz.deviantart.com , dmagzphotogallery.daportfolio.com maupun beberapa galeri di forum Fotografer.net dan galeri Facebook.
Lupa kapan terakhir update postingan foto di blog ini, sampai akhirnya dengan perjuangan keras memutar ingatan dari sekian pasword yang termemori di otak ini, dari password email, blog yang lain, member beberapa forum online, sampai password absensi kantor yang dulu.
Alhamdulillah sudah berhasil log in lagi, insyAllah beberapa hasil jepretan yang selama ini tersimpan, atau hanya beberapa terposting di blog yang lain akan segera ter update di sini, dan pada saat nanti Raisha membuka blog ini dan membaca postingan ini, mungkin komentar senada dengan komentar ibu'nya akan terucap " dasar ayah pelupa..." :)

Monday, June 27, 2011

Iguana | Reptile Park Bali

Iguana, satu dari sekian banyak hewan yang sampai saat ini ingin aku pelihara.
Beruntung pada saat dapet project di Bali, setelah gagal mengabadikan sunrise di Pantai Sanur,  terhalang hujan saat berniat mengabadikan indahnya "subak" di Ubud, akhirnya tanpa sangaja huntingpun terlampiaskan di Birdpark & ReptilePark Bali.



Salah satu dari sekian ribu penghuni taman burung, dan sekian ratus reptil disana, yang paling menarik perhatian adalah Iguana, reptil sejenis kadal yang banyak hidup didaerah tropis seperti Amerika Tengah, Amerika Selatan,  dan beberapa tempat di Indonesia. Secara fisik mungkin tidak ada yang terlalu istimewa pada fisik iguana, akan tetapi saat kita mencoba melihatnya secara detail, kita akan merasa menjadi raksasa di jaman purba. Detail kulitnya yang tebal, bersisik dan pada bagian tertentu memiliki lapisan keras dengan sisik yang besar dan kasar, serta punggung yang memiliki semacam duri (pada beberapa jenis iguana tertentu) akan mudah mengingatkan kembali pada hewan-hewan dimasa purba dulu.
Reptil pemakan sayuran ini merupakan salah satu reptil yang banyak disukai orang selain reptil lain seperti kura-kura.


gear : D200|Nikkor AF-D 70-300|SB-600
Location : Bali Bird & Reptile Park

Wednesday, June 8, 2011

Photography Basics




This post was republished to Dmagz Photogallery at 7:30:04 PM 6/8/2011

Photography Basics


Ever wonder what it is that actually makes a camera work? This tutorial will cover the inner workings of a camera, and introduce you into photography basics and the expansive world of taking better photographs.
To take beautiful photographs you do not need an expensive camera and a bag full of equipment. What is important is the photographer’s ability to see his/her surrounding and use knowledge and personal feel for the subject.
Being the first article in a series, this lesson is meant to only cover the basics of photography. The idea with this series is to get people more interested in photography, awaken creativity and hopefully help people enjoy this hobby even more. The community here at Tutorial9 is an important part of this series and I would love to hear your feedback and questions.
An introduction to Photography

The word “photography” is French but is based on Greek word and literarily means “drawing with light“. That’s what photography is all about, without light — no photograph. The art of photography is basically seeing and balancing the light.
The illustration to the left shows the path the light travels from the object to the sensor (or film in non-digital cameras).
First the light needs to go through the lens, which is a series of differently shaped pieces of glass. If the focus is good then the light will meet on the sensor.
The aperture is placed inside the lens and is basically an opening that controls how much light reaches the sensor.
On most modern cameras the shutter is placed inside the camera body. This piece of mechanics is what controls how long time the sensor is exposed to the light.
The sensor is a very sensitive plate where the light is absorbed and transformed into pixels. As you can see on this illustration, the image the sensor picks up is actually upside down, just like our eyes sees the world, the processor inside the camera then flips it.
Aperture
The aperture sits inside the lens and controls how much light passes through the lens and onto the sensor. A large aperture lets through very much light and vice versa. Knowing how the aperture affects the photograph is one of the most important parts of photography — it affects the amount of light, depth of field, lens speed, sharpness and vignetting among other things. I will talk more about these things in later parts of this series.
F-numbers, a mathematical number that expresses the diameter of the aperture, are an important part of understanding how the aperture and exposure work. All f-numbers have a common notation, such as Æ’/5.6 for an f-number of 5.6. There are a set numbers of f-numbers that are used in photography, there are several different scales but the “standard” full-stop f-number scale is this:
Æ’/# 1.4 2 2.8 4 5.6 8 11 16 22 32
These are known as full-stop f-numbers. If you decrease the f-number with one full-stop, like Æ’/4 to Æ’/2.8, the amount of light that passes through will double. If you increase the f-number with one full-stop, like Æ’/5.6 to Æ’/8, only half the amount of light will reach the sensor.
There can be several f-numbers between the ones above — depending on what scale is being used. The most common one is a 1/3 scale, which means that every third step is a full-stop, and thus giving you two settings between every full-stop. For example between Æ’/8 and Æ’/11 you will find Æ’/9 and Æ’/10. This can be rather confusing at first, so here’s a short reminder:
A higher f-number = a smaller aperture = less light
A lower f-number = a larger aperture = more light
Shutter
The shutter is what controls how long the sensor is exposed to the light. The longer the shutter is open the more light can be captured by the sensor. A fast shutter speed will result in “freezing” a moving object and a slow shutter speed will let you capture the motion of a moving object.
There is a scale of stops for the shutter speeds just like for the aperture, below are the full-stops.
1/1000 s 1/500 s 1/250 s 1/125 s 1/60 s 1/30 s 1/15 s 1/8 s 1/4 s 1/2 s 1 s
And just as with the aperture, the shutter speed is often on a 1/3 scale, giving your two steps in between every full-stop. For example between 1/60s and 1/125s you will find 1/80s and 1/100s.
The two primary factors which control exposure are shutter speed and aperture. We will cover these things in greater detail in other lessons.
See [LINK TO EXPOSURE TUTORIAL] for an article on how exposure works.
ISO
The ISO speed (the name comes from the International Organization for Standardization) is a measure of the film speed, or its sensitivity to light. With digital cameras the ISO affects the sensor instead of the film, but the principal is the same. A low ISO speed requires a longer exposure and is referred to as slow, a high ISO speed requires less time to give the same exposure and is therefore referred to as fast. One step in the ISO equals one full-stop, so the ISO is not on a 1/3 scale — film can be found with 1/3 ISO speeds, but it’s uncommon in the digital world. These are the most common ISO speeds.
ISO 50 100 200 400 800 1600 3200
On 35mm film, a film with high ISO speed had much more grain than a slower film — but the modern sensors don’t create the same grain with high ISO speeds. Instead it creates noise. The digital noise is not as favorable as the film grain and can destroy a photo if it’s too visible (the same goes with the grain, but it’s effect was more subtle and often more liked).
If light is no problem, then always use a low ISO number but if you’re indoors with bad light or other conditions when you find the combination of aperture/shutter not to be enough the ISO speed can be a great asset. New digital sensors are constantly developed and the noise levels with high ISO speeds are decreasing with every new release.


Great Photo Composition Every Time | Light Stalking email

Hi Dmagz


Composition is the way in which the photographer groups/places the various elements within the frame of a photograph to enhance the viewer's experience.

In general, the viewer's eye tends to be drawn away from symmetry in photos. Our eyes tend to want to look at photos that are weighed in a different way.

So how do you take advantage of how people look at an image?

One way that is often talked about is the Rule of Thirds.

The Rule of Thirds - is a technique where the canvas is carved into 3 equal parts both horizontally and vertically. This results in 4 points of convergence where the 4 lines cross over each other (think of a tic-tac-toe grid over the subject you are shooting). It is in these 4 areas that a viewer's eye is drawn to.

Yes, there are always exceptions to this rule (and you should usually trust your gut), but the majority of the time, the Rule of Thirds wins. Learn this single technique and your images will be composed much more strongly and viewers will tend to look at your photos much longer and be drawn in.

The good news here is that humans have a natural tendency to this rule. If you look back through your favourite images that you have taken, you will probably find that many of them adhere to this "rule" without you even trying. It's even been shown that infants are more drawn to images that follow this general composition - so keep the rule in your mind, but don't get hung up on it.

The Rule of Thirds in Landscape Photography

The Rule of Thirds applies to landscape photography, but in a slightly different manner. Instead of carving up the canvas into vertical and horizontal thirds, it's primarily the horizon that is dealt with.

The horizon line is conventionally put in the 1/3rd or 2/3rds area - not in the middle!

If you want to emphasise either the sky or the land, move the horizon to 7/8ths or even more. Again, just do not place the horizon in the middle of the canvas.

Composition is something that should become as natural as breathing to a good photographer.

Practice a lot. Then practice some more.

Think of the photo taken on 9/11 by the great photojournalist, James Nachtwey. He happened to be in New York and heard the commotion on that tragic day. He grabbed his gear and started towards the Twin Towers. When he was a ways off, the first building started to fall, he instinctively raised his camera and got off a few frames. The photo is impeccably framed and composed, he did it in a heartbeat. Your goal should be to be as comfortable with immediately composing an image in your view-finder.

Practice, and you too will be ready to compose great photos at a moment's notice.
Further Photography Composition Resources:
 
Cheers
The Team

Monday, June 6, 2011

Sudut Kota Tua Jakarta


Kota Tua-Djakarta, salah satu spot wisata di sekitra kota Jakarta. Selain sebagai salah terdapat banyak bangunan tua peninggalan jaman kolonial, di sekitar Kota Tua juga banyak terdapat musium dan tempat - tempat yang memiliki daya tarik secara secara struktur atau bentuk bangunannya, tidak heran kalau di sini banyak orang melakukan pemotretan, baik yang hanya sekedar iseng buat foto-foto narsis koleksi pribadi, atau sekedar kumpul bareng temen - temen se'hobi di moment hunting bareng, pemotretan model, bahkan sampai foto prewedding atau dokumntasi yang lebih serius yang lain.

Entah berapa kali ke sana selama hampir 3 tahun tinggal di tengah kota Jakarta, tidak ada yang berubah dari awal ke sini sampai 1 minggu terakhir kemaren. Beberapa kali foto-foto yang pernah diambil hampir selalu memiliki view dan komposisi yang sama, apa lagi kalau bukan motret Human Interest sama foto - foto bangunannya, tanpa meninggalkan objek khas kota tua, sepeda ontel.

Kali ini mencoba mengabadikan kondisi Kota Tua dalam frame dari sudur pandang yang berbeda, setelah sebelumnya menghadirkan nuansa kota tua dalam balutan warna Hitam-Putih. Dengan mencoba bermain pada bukaan diafragma F 8-16, dengan sentuhan akhir menggunakan Lightroom 3.3, kali ini beberapa sudut Kota Tua mencoba dihadirkan dalam suasana lebih dalam, sedikit menonjolkan detail arsitekturnya, memanfaatkan banyangan matahari yang cukup keras jatuh ke sudut-sudut bangunan.

Belum semuanya mendekati sempurna, setidaknya foto-foto berikut bisa mewakili proses belajar fotografi yang selama 1tahun terakhir ini, sekaligus tes gear yang baru kepegang beberapa hari.







Location : Kota Tua- Jakarta, Indonesia
Nikon D200 | AF-S Nikkor 18-70/3.5-5.6 ED | CPL 67mm

Sunday, May 29, 2011

Macro in Yellow | How to make it ?

Macro, salah satu cabang fotografi yang paling saya sukai, selain objeknya banyak tersedia disekitar kita, hasilnyapun terkadang bisa membuat kita melihat sisi lain objek - objek tertentu yang kita foto.
Standar pemotretan foto macro emang membutuhkan gear-gear khusus yang sudah tentu harganya tidak sedikit, untuk satu lensa khusus marco aja semurah murahnya harganya kurang lebih 3 jutaan, belum ring flash yang biasanya di jadikan pencahaayan andalan utama saat pemotretan macro.
Sore kemaren, setelah sekian lama ngga pernah motret makro, akhirnya niat buat berekperimen muncul lagi, hanya saja kali ini objectnya di bawa ke kamar (konsep indoor).
Tanpa persiapan alat khusus, pemotretan macro kali ini menggunakan alat alat seadanya. Gear yang dipake nikon D200, lensa lama Nikkor AF 35-70/3.3-4.5 D, speedlight SB-23, Macro extension tube manual, dan beberapa tools pendukung seperti tang jepit, cermin kecil dan laptop buat membantu pencahayaan, kurang lebih kenampakan settingannya seperti ini :
Object diletakan di atas keyboard, bunga utama (warna kuning) di selipkan ke rubber hood lensa 52mm,  dan object pendukung di jepitkan menggunakan tang jepit, cermin digunakan untuk reflektor cahaya dari arah bawah object, sumber cahaya dihasilkan dari flash utama SB-23 yang dipasang extension diffuser untuk mengarahkan cahaya dan dilapis kain putih untuk mengurangi intensitas cahaya agar tidak terlalu kuat dan jatuhnya ke object jadi lebih lembut.
Untuk mendapatkan fokus macro pada lensa dipasang macro extension tube sebelum nempel ke body, berfungsi untuk memperpendek jarak fokus ke objek, karena ini merupakan extension tube manual maka setting fokus lensanyapun secara manual. Buat penyangga kamera dan tanggan untuk mengurangi shake/goyang digunakan batal (warna biru).


Terlihat object utama (bunga warna kuning) yang tepasang di lipatan rubber hood dan objek pendukung yang dijepit menggunakan tang untuk membuatnya dalam posisi berdiri. Cermin buat reflektor dipasang miring untuk mengarahkan cahaya dari bawah kearah objek tujuannya untuk menghilangkan efek bayangan dari cahaya flash yang datang dari arah atas object.

Settingan kamera disetting pada speed maksimal 1/250s ISO terendah menggunakan ISO 100, sedangkan flash menggunakan setting manual dengan power lighting 1/32, bukaan lensa menggunakan bukaan terkecil (F/22), dengan fokal lensa konsisten di fokal 50mm.
Total foto diambil sekitar 51 foto, setelah di pilih yang sesuai (parameter komposisi, fokus & pencahayaan) akhirnya ada sekitar 25 foto yang dianggap sesuai. Foto sengaja tidak dilakukan edit dalam bentuk apapun, karena emang tujuan pemotretan kali ini adalah untuk mengetahui seting dan komposisi yang bisa cocok untuk foto makro, termasuk naturalisasi tone dan pencahayaannya, selain itu juga ingin mencari perbandingan berapa kali total foto yang diambil dalam 1 sesi, dan berapa total yang bisa dibilang sesuai dengan keinginan kita sang eksekutor. Setidaknya kalau dari angka total foto yang diambil kalau diambil rata-rata sekitar 1:2, artinya dari 2 foto yang kita ambil setidaknya ada 1 foto yang bisa dianggep cukup bagus, walaupun belum tentu dinilai cukup bagus oleh orang lain. Beberapa foto yang di anggep gagal diakibatkan faktor komposisi dan fokus yang kurang memuaskan, di foto-foto awal kegagalan utama di pencahayaan, karena belum dapet settingan idealnya.

Berikut beberapa hasil jepretan yang saya anggep cukup memuaskan (secara subjektif), dan butuh sekali koreksi dan masukan dari para master fotografi untuk penyempurnaan foto ini 






Location : Rumah-Kebagusan, Jaksel
Gear : Nikon D200 | Nikkor AF 35-70/3.3-4.5 | Speedlight SB-23 | Macro extension tube (manual) | Extension flash diffuser (hand made)

Saturday, May 28, 2011

Malaikat kecil'ku " Raisha Azma Khanzahra " | 6bln+








Location : Ragunan Zoo - Jakarta, Indonesia
Gear :
Nikon D200 | Nikkor AF-S 18-70/3.5-4.5 ED | UV Filter Kenko 67mm | Excell Tripod UFO-260

Wednesday, May 25, 2011

Lapak Lensa Speedlight Nikon 2nd

AF-S Nikkor 18-70/3.5-4.5 ED DX
(bonus CPL filter 67mm)




AF Nikkor 35-70/3.3-4.5
 (bonus rubber hood + UV Filter 52mm)




Nikon Speedlight SB-23




Buat yang minat bisa call/sms 085 227 529 111 buat informasi harga n detail lainnya