Sunday, January 9, 2011

Mode BW untuk Menyiasati Cahaya dan Cuaca yang Kurang Bersahabat

Sabtu 8/1/2011 kemaren, hunting foto ke Kota Tua-Jakarta. Rencana berangkat subuh, tapi karena terkendala gerimis akhirnya star dari rumah jam hampir jam 6 pagi. Janjian ketemuan di Pasar Minggu sama Yogi temen kantorku yang dulu (maklum, sekarang udah punya kantor yang baru lagi..). Cuaca masih mendung walaupun gerimis sudah berhenti, kamera dan baju celana pun aman dari basah, kecuali pada saat melintas jalan Sudirman sebelum perempatan ke Tanah Abang. Kondisi jalan banjir, jalur sepeda motor terendam air kurang lebih 5-10 cm, akhirnya ambil jalur paling tengah buat menghindari air. Tiba tiba dari sisi kiri kopaja nomer 19 jurusan Ragunan-Tanah Aban menyalip dengan kecepatan cukup tinggi, akhirnya BYURRR.....!!! airpun menerjang sisi kiri motor layaknya ombak...spontan sumpah serapah keluar dari mulut buat sang supir kopaja tadi. Celana, jaket basah terkena cipratan air, beruntung kamera di gendong di punggung, jadi aman dari air.

Sesampainya di Kota Tua hampir jam 8 pagi, di sana sudah menunggu satu orang, temennya Yogi yang udah disana skitar hampir setengah jam lbih awal dari kita, padahal rumah di Bekasi, ngga kebayang berangkat dari rumah jam berapa. Setelah sarapan ketupat sayur, sempet beberapa menit Kota Tua gigiyur ujan gerimis, setelah gerimis reda hunting pun dimulai. Konsep hunting kali ini Human Interest, lensa tele 55-200 pun jadi andalan, walaupun beberapa kali pake lensa 28-80 buat ambil sudut lebarnya. Beberapa kali selama di sana hunting terganggu sama ujan dan gerimis, dan sepanjang kita hunting disana sampai jam 11an mendung ngga bosan-bosannya menutupi wolayah Kota Tua dan sekitarnya, alhasil foto-foto pun kurang bagus karena pencahayaan yang kurang mendukung.

Akhirnya konsep foto dirubah ke Black n White ( BW ), hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan tone atau warna yang kurang keluar karena pencahayaan yang kurang. Mode BW di rubah langsung dari kamera menggunakan mode standar BW, jadi tidak perlu diolah olah lagi menggunakan software editing. Awalnya kelihatan aneh hasilnya, tapi setelah beberapa kali jepret ternyata asik juga, jadi inget jaman pake kamera film pas pake film BW (hemat karena harga cuci n cetaknya murah..he..he..).

Menurut pendapat aku pribadi si hasil foto BW nya berasa lebih hidup, dan lumayan enak dilihat dari pada foto berwarna dengan pencahayaan yang kurang maksimal. Beberapa hasilnya seperti berikut,,  
Tukang sewa sepeda sedang mencuci sepeda sebelum disewakan sebagai salah satu fasilitas untuk pengunjung Kota Tua

Salah satu pemilik jasa sewa sepeda usai menawarkan jasa sewa sepeda dan guide keliling Kota Tua sambil menunjukan foto-foto yang ada di brosur wisata yang dipegangnya

Penjual asesories gelang, cincin dan kalung, tengah serius mengukir nama di cincin salah satu pesanan pembeli, di Kota Tua banyak penjual asesories sejenis dengan harga yang terjangkau, contoh satu cincin yang bisa diukir namanya hanya seharga Rp 5000 sudah termasuk ongkor ukir namanya

Salah satu icon Kota Tua, Musium Fatahilah, kerap dikunjungi banyak pengunjung baik rombongan maupun perorangan karena retribusi masuk yang murah, mulai dari Rp 600,- untuk anak-anak

Salah satu bangunan di Kota Tua-Jakarta

Sesuai dengan namanya, disini disekitar wilayah Kota Tua banyak terdapat bangunan tua berumur ratusan tahun, salah satunya ini, sisi kanan merupakan kantor pos Kota Tua

Musium Fatahilah - Kota Tua

Kota Tua juga bisa menjadi salah satu pilhan buat wisata keluarga, mengingat tempat terbuka yang luas, sehingga cocok untuk bermain main sepeda.

Buat orang lain foto foto ini jauh dari sempurna, tapi setidaknya aku dapet pengalaman baru, tidak terpaku pada mode warna oriinal pada saat hunting foto, human interest tapi bisa juga pake mode BW, khususnya dalam kondisi cahaya yang kurang maksimal